; ?>/images/googleplay.png){kind=small}
Ruth Sahanaya Kagumi Kain Lurik
Ruth Sahanaya Kagumi Kain Lurik
A
A
A
YOGYAKARTA - Bertandang ke Yogyakarta, menjadi kesempatan bagi Ruth Sahanaya untuk menjajal dan mengenakan kain lokal. Seperti busana karya Lulu Lutfi Labibi yang terbuat dari kain lurik, dan dikenakan oleh Ruth ketika menjalani sesi press conference dengan sejumlah awak media di Yogyakarta baru-baru ini.
Hal ini tentu saja menjadi kebanggaan bagi dirinya. Bagi Uthe, begitu sapaan akrabnya, mengenakan busana ini berasa seperti menjadi orang Jawa.
“Saya senang (kenakan busana) lurik, ini juga kebetulan kerjasama dengan desainer favorit Yogyakarta Lulu Lutfi Labibi. Terima kasih, senang sekali, pantes dadi wong Jawa dan sebenarnya justru lebih ke wong Jawa modern,” ujar Uthe kepada wartawan sambil tersenyum di Yogyakarta belum lama ini.
Perihal busana ini, dirinya pun tidak ingin berhenti dan berharap bisa terus mengenakannya dalam setiap kesempatan. Tidak terkecuali ketika menggelar konser musik sekalipun. Hal itu juga tidak lepas dari upaya untuk melestarikan kain-kain Nusantara pula.
Dan bagi penyanyi yang pernah menyabet beragam penghargaan tersebut, menjaga kualitas suara penting diperhatikan di samping busana. Guna menunjang performa maksimal ketika bernyanyi khususnya.
Apalagi tidak semua penyanyi memiliki kekuatan fisik dan pita suara yang sama. Seperti dirinya yang termasuk peka dan sensitif, harus mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak boleh terlalu capek. Selain itu juga tidak diperkenankan mengonsumsi segala makanan yang berbau pedas dan minyak.
“Kadang ngiri juga lihat penyanyi lain yang bisa makan kacang dan pedas. Cara untuk menjaga dengan disiplinkan diri sendiri. Karena yang paling tahu suara dan kekuatan kita sampai mana, ya diri sendiri. Saya bersyukur sama Tuhan justru di usia hampir setengah abad, dan 30 tahun di dunia entertainment merasa suara kembali ke nada di usia saya ketika 20 tahun. Meski sempat terjadi suara saya turun sedikit seusai melahirkan dan berkeluarga. Namun dengan latihan dan berdisiplin sendiri bisa kembali ke vokal (sebelumnya),” urai dia.
Hal ini tentu saja menjadi kebanggaan bagi dirinya. Bagi Uthe, begitu sapaan akrabnya, mengenakan busana ini berasa seperti menjadi orang Jawa.
“Saya senang (kenakan busana) lurik, ini juga kebetulan kerjasama dengan desainer favorit Yogyakarta Lulu Lutfi Labibi. Terima kasih, senang sekali, pantes dadi wong Jawa dan sebenarnya justru lebih ke wong Jawa modern,” ujar Uthe kepada wartawan sambil tersenyum di Yogyakarta belum lama ini.
Perihal busana ini, dirinya pun tidak ingin berhenti dan berharap bisa terus mengenakannya dalam setiap kesempatan. Tidak terkecuali ketika menggelar konser musik sekalipun. Hal itu juga tidak lepas dari upaya untuk melestarikan kain-kain Nusantara pula.
Dan bagi penyanyi yang pernah menyabet beragam penghargaan tersebut, menjaga kualitas suara penting diperhatikan di samping busana. Guna menunjang performa maksimal ketika bernyanyi khususnya.
Apalagi tidak semua penyanyi memiliki kekuatan fisik dan pita suara yang sama. Seperti dirinya yang termasuk peka dan sensitif, harus mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak boleh terlalu capek. Selain itu juga tidak diperkenankan mengonsumsi segala makanan yang berbau pedas dan minyak.
“Kadang ngiri juga lihat penyanyi lain yang bisa makan kacang dan pedas. Cara untuk menjaga dengan disiplinkan diri sendiri. Karena yang paling tahu suara dan kekuatan kita sampai mana, ya diri sendiri. Saya bersyukur sama Tuhan justru di usia hampir setengah abad, dan 30 tahun di dunia entertainment merasa suara kembali ke nada di usia saya ketika 20 tahun. Meski sempat terjadi suara saya turun sedikit seusai melahirkan dan berkeluarga. Namun dengan latihan dan berdisiplin sendiri bisa kembali ke vokal (sebelumnya),” urai dia.
(nfl)
Explore More